Beberapa waktu lalu, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia menyelenggarakan Bimbingan Teknis Tenaga
Literasi. Kegiatannya berlangsung di Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indah,
Jakarta. Kegiatan ini bertujuan agar pegiat literasi di seluruh Indonesia mampu
memberikan kontribusi yang nyata terhadap upaya pemerintah dalam peningkatan literasi nasional.
Fauzi Ahmad merupakan wakil
dari Sulawesi Tengah yang ikut di kegiatan tersebut. Kami menemuinya untuk
ngobrol-ngobrol seputar kegiatannya di sana.
Bagaimana bisa ikut di
kegiatan bimbingan teknis tenaga literasi di Jakarta?
Badan Bahasa mengundang
keterwakilan dari masing-masing provinsi melalui rekomendasi dari Balai Bahasa
Provinsi. Jadi, saya dari Komunitas Media Literasi Anak
Negri (MLAN) dan Neni Muhidin dari Nemu Buku ditunjuk sebagai perwakilan Sulawesi Tengah.
Apa saja kegiatan di sana?
Rangkaian kegiatannya
berlangsung selama 4 hari. Diisi dengan materi-materi yang berubungan dengan
gerakan literasi yang fokus pada bidang literasi bahasa yaitu baca dan tulis. Seluruh
peserta juga membuat rekomendasi ke Badan Bahasa dengan harapan
kesulitan-kesulitan di daerah bisa dihadapi bersama.
Apa pelajaran yang
didapat di sana?
Tentu banyak
materi-materi baru, tapi yang berkesan saat belajar dari sesi berbagi antar
pegiat literasi seluruh provinsi tentang cara meningkatkan literasi di
masing-masing daerah. Ada beberapa hal yang dilakukan di daerah lain yang bisa dicoba diterapkan di Palu.
Program literasi bukan
hanya dilakukan oleh orang yang punya dasar menulis atau pengetahuan sastra, tapi juga teman-teman yang punya kemampuan dalam hal musik tradisional dan kesenian
lainnya. Mereka bergerak dari apa yang mereka bisa lakukan, karena berbagai
bidang yang edukatif termasuk bagian dalam ruang lingkup literasi.
Teman-teman pegiat
literasi di Goa melakukan aktivitas pembelajaran di alam. Memperkenalkan aneka jenis tanaman dengan segala macam mafaantnya pada anak-anak. Menggunakan
metode-metode permainan yang menarik buat anak-anak.
Teman dari Papua
membuat Komunitas Sastra Papua. Berkolaborasi dengan komunitas fotografi dan
komunitas lukis, mereka membuat pameran dimana lukisan-lukisan atau foto-foto
yang dipajang mereka puisikan.
Teman-teman dari
Kalimantan Timur menjangkau area perbatasan Indonesia - Malaysia. Mereka
tinggal di sana beberapa waktu untuk mengajar dan memberikan bantuan buku.
Komunitas Kampung Buku di
Makassar membuat proyek halaman rumah. Mengajak masyarakat beraktivitas di
halaman rumah dengan menganyam. Tujuannya untuk mengembalikan fungsi-fungsi halaman
rumah sebagai tempat interaksi sosial dan aktivitas keluarga dalam lingkungan
kota.
No comments:
Post a Comment